Senin, 20 Juni 2011

BOYCOTT Movement

World Bank Bonds Boycott diluncurkan pada April 2000, oleh para wakil kelompok-kelompok keadilan ekonomi dan lingkungan yang berasal lebih dari 35 negara di Belahan Selatan dan Amerika Serikat. Kampanye dipandu oleh Komite Koordinasi Internasional dengan wakil-wakilnya yang berasal dari 14 negara.



Sudah lebih dari 80 lembaga dan kotamadya yang memberlakukan kebijakan-kebijakan menentang investasi pada obligasi Bank Dunia. Para Dewan Kota di tujuh kota Amerika serikat termasuk Milwaukee, San fransisco, Boulder, dan Oakland juga melakukan resolusi-resolusi menentang ivestasi pada obligasi Bank Dunia.



Lebih dari dua lusin serikat kerja, termasuk Persaudaraan Internasional Buruh Angkutan yang beranggotakan 1,5 juta orang, Serikat Buruh Internasional, pegawai di bidang jasa yang beranggotakan 1,4 juta orang, Buruh Komunikasi Amerika Serikat dan Federasi Pegawai Pemerintah Amerika melakukan boikot obligasi Bank Dunia. Beberapa lusin masayarakat religious telah mengikuti kampanye. Para aktivis yang bekerja dengan koalisi-koalisi boikot setempat diseluruh negeri memperoleh banyak kemenangan.



World Bank Bonds Boycott mengajukan tiga tuntutan kepada Bank Dunia:

1. Penghapusan Hutang 100% bagi Negara-negara miskin;
2. Diakhirinya “penyesuaian structural” dan kebijakan-kebijakan yang terkait privatisasi dan penghematan;
3. Diakhirinya peminjaman untuk pengusahaan sector-sektor yang berbahaya secara social maupun lingkungan seperti minyak, gas, pertambangan dan bendungan.



Strategi boikot mengikuti pola gerakan pembebasan anti-apartheid pada tahun 1980-an. Mengingat Bank Dunia rentan menghadapi tantangan-tantangan yang berkaitan dengan citranya di masyarakat sebagai lembaga keuangan, boikot membangun tekanan moral, politik dan keuangan yang kuat kepada Bank Dunia untuk melakukan perubahan.



Lembaga-lembaga yang memiliki obligasi Bank Dunia tak perlu khawatir untuk bergabung dengan boikot, karena kampanye itu hanya menginginkan sebuah kebijakan yang menentang pembelian obligasi di masa mendatang dan bukan pelepasan (divestasi).

Sementara, kampanye juga menargetkan para investor obligasi Bank Dunia yang lebih signifikan secara financial seperti dana-dana pension milik pegawai negeri, dana-dana milik pensiunan guru dan lain-lain. Bersama dengan tekanan moral, tekanan keuangan yang digerakan oleh boikot menjadi kekuatan yang dahsyat bagi perubahan yang fundamental terhadap lembaga tersebut.



Pada bulan Agustus 2001, Bank Dunia memerintahkan staffnya yang berkedudukan tinggi untuk melobi para anggotanya di Dewan Kota Boulder untuk menolak resolusi yang akan mengajak Kota tersebut supaya tidak melakukan investasi obligasi Bank Dunia pada masa mendatang.



Ini menimbulkan perdebatan seru di Boulder dan memaksa Bank Dunia untuk membela kebijakan-kebijakannya, dalam sebuah perdebatan Dewan Kota yang sangat memasyarakat yang dimuat secara besar-besaran di koran. Bank Dunia juga menghendaki agar para investor lainnya menolak bergabung dengan boikot (tapi gagal). Ini menunjukkan bahwa kepedulian mereka mulai tumbuh dan kampanye itu mulai efektif.



Sesungguhnya, sudah ada kelompok boikot Obligasi Bank Dunia yang bekerja di kota anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger